Sebentuk bandul bergoyang-goyang
Ngambang di sumur kegelapan,
Hampa di bawah sana
Bosan menghuni kota-kota tua
Teramat kecewa...!
Haruskah aku tinggalkan senang-senangku
Menjauh dari keluarga-lupaku
Absen dari hidup teman yang acak
Masyarakat yang bisanya cuma merusak
Keputusan yang berat...
Pertimbangan tak pernah selesai
Bandul pikirku masih saja terkait,
Kudambakan hidup yang suci
Yang ada, akal pikiran penuh sampah ketidaksadaran
Ilmu logika yang kupelajari, menahanku dari kewarasan
Rumusan matematika tak lagi kupercaya
Yang paling menyiksa batinku ialah penilaian orang
Merampas kebebasan, merenggut sampai kedalaman perasaan
Tolonglah! Buat apa aku hidup kalau tidak untuk kalian?
Sampai kurelakan hidup senelangsa ini
Berkali-kali sudah aku mati,
Harus bangkit tiap hari, mengingatmu
: masih menunggu kekasih hati di pertigaan
Jalan sebelum pulang
ke Kota Harapan
Tali penahan bandul harus digunting
Melayang dalam pangkuan Sang Bapa...
Cinta kasih Alloh, tak bertepi...
Tak ribet logika –hitungan matematika

Teruskanlah! Ngalirlah!
Bangkit lagi...
Batas menjadi seolah-olah...




13 Nopember 2014