Journey to the Heaven

Journey to the Heaven

Perjalanan menuju Suarga seperti perjalanan antariksa. Siapa yang tercepat menancapkan benderanya di sana. Perjalanan bermilyaran galaksi itu akankah ditempuh dengan cara yang cepat atau lambat. Membahagiakan atau sedih. 
Fastabiqul Khoirot. Moral value menjadi nilai-nilai futuristik yang tak lekang oleh waktu. Tidakkah Sahabat ingin melihat keindahan gugusan bintang Darul Hikmah yang melengkung dan membentang ? Yang membukakan pintu-pintu Pemahaman Langit ? Tidakkah Saudara ingin melesat seperti kilatan Cahaya Immateri ? Seperti perjalanan Nabi dalam Isra' Mi'raj travel voyages melihat neraka dahulu baru surga dan dinaikkan ke Sidratul Muntaha bertemu Alloh, dan turun lagi ke bumi menerima perintah shalat untuk menjaga keseimbangan mikrokosmos-makrokosmos.
Benar apa kata Nietzsche : Neraka adalah pensucian jiwa sehingga ruhani kita siap menjadi insan surgawi, benar apa kata Dante, Ibnu Arrobi,, Al Hallaj, Al Ghazali, Ibnu Rusyd. Mulla Sadra. Semuanya saling terhubung dalam pemahaman kesatuan Muhammad. Di langit aku melihat tangisan kerekatan hubungan Rabiah Al Adawiyah, Boethius, dkk dan kebahagiaan Rummi seperti bunga teratai yang berterbangan di nebula yang lalu menjadi bunga rujung pakis di haribaanNya. Sahabat Mendopo Institute dengan hati yang bening, hati yang madep mantep- Karep telah memulai perjalanan jauh itu mulai dari Nol Kilometer koma, menuju Suarga. Sementara ada yang telah kembali dengan memeluk bumi dengan gagasan langit. Seperti perjalanan Dragon ball ke Dunia ketiga, siapa kah yang cepat dan lebih dahulu sampai ke sana ? (Puji Stoic )

26 Maret 2021

Posting Komentar

0 Komentar