My Intro for dunia film

Kemarin Sabtu pagi-Ahad Magrib, tertanggal 20-21 November 2014 mengikuti Kemah Film JCM Jamaah Cinema Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Tentang dunia perfilman semuanya di bahas di situ, bagian-bagian/ tugas dalam suatu produksi, penulisan naskah hingga teknisnya diajari.
Kenapa saya melirik film?
Film, bagi saya merupakan media kreatif kontemporer. Atau terbaru. Kreatif karena mengkonkretkan ide sehingga menjadi seperti kenyataan, yaitu lewat film. Dunia digital dan internet mengajak kita lebih maju dan update terus. Meskipun juga baik media film maupun teater panggung punya ranah eksplorasinya maupun peminatnya sendiri-sendiri...
Lewat film, segalanya, imaji kita, apapun itu harus bisa diwujudkan! Tidak ada yang tidak bisa difilmkan!

Lewat film, kita bisa mengekpos mereka yang masih termarginalisasikan. Menyuarakan suara yang tak tersuarakan. Membela kaum yang tertindas.
Menyampaikan aspirasi kita. Mewujudkan ide/ gagasan kita.
Sehingga orang menjadi tertarik untuk melihat dan mendengarkan kita. Apa yang ingin kita maksudkan sampai di hati penonton.
Apa yang akan saya lakukan di JCM?
Saya akan terus bereksplorasi. Lewat film indie berusaha mengangkat suara-suara bawah. Dan terus mengeluarkan terobosan-terobosan baru yang eksploratif dan kreatif. Lewat JCM lah saya ingin terus melanjutkan 'pencarian'ku atas hakikat hidup ini. Dikemas secara lebih menarik.
Jika memang saya sedang bingung, sedang cemas, atau apapun, maka capaian satu manusia ini sangat penting sekali bagi sineas. Dan segala manusia perlu mengetahuinya. Terus menyibah misteri-misteri yang ada dalam diri manusia ataupun realitas luar. Karena banyak sekali keanehan-keanehan kecil dan sederhana namun teramat penting (karena semuanya penting) namun selalu terabaikan orang.
Oleh karena itulah, ketika UIN Sunan Kalijaga sudah dikenal dengan Kampus Rakyat, Kampus Putih, Kampus Perlawanan, Kampus Inklusi, maka bagaimana jika dari JCM mempopulerkan Kampus ANOMALI?
Yaitu kampus sebagai wahana bagi mahasiswa untuk terus mencari, terus bereksplorasi, dan menemukan terobosan-terobosan baru sebagai capaian kemajuan  umat manusia.
Kemudian, menyangkut paradigma. ini terkait dengan obrolan saya dengan Kak Buyung, seorang penulis naskah keren, talent berbakat, pemain teater, dll bahwa Jamaah Cinema Mahasiswa jangan sampai meninggalkan kata "Jamaah"nya. Bukan terus sok alim, berpeci, berjenggot, berjubah, haha... jelas Bukan! Saya akan tertawa kalau ngomongin islam ujug-ujug pikiranmu terbayang itu. Berarti Anda bagian dari kegoblogan yang banget, yang begitu menghantui, yang sok cerdas, sok alim tadi. Padahal wacana keislaman tidak sesempit itu.
Dan hati-hati jika Anda sudah merasa puas dengan (apapun) agamamu! Nanti kamu mandeg! Mati! Hilang rasa!
Sebab kajian keislaman terutama di Indonesia hendaknya turun melihat realitas masyarakat bawah. Bagaimana sehari-hari orang miskin merasakan kelaparan yang melilit-lilit? Gimana sukarnya hidup PSK, misalnya? Gimana psikologi dan logika orang yang sudah gelap, frustasi dan hendak bunuh diri?
Selama ini kenapa agama justru sering menghindari hal-hal yang kayak begituan... sehingga masih sekali banyak terjadi kejahatan dan ketidakadilan di negeri ini.
Sehingga harapannya JCM UIN Sunan Kalijaga menjadi komunitas terdepan yang mengeksplorasi problem-problem sosial budaya yang belum terselesaikan dikaitkan dengan spiritual keagamaan dengan bercorak keIndonesiaan yang luhur.

Posting Komentar

0 Komentar