Hijau pohon digelar sampai horison. Ditambahi pegunungan menjulang aduhai menyambut keretaku menuju Bogor. Subhanalloh, pantas Puji betah nulis...



Masih Wates, di stasiun entah kulihat lelaki entah mondar-mandir, menyita pandangku. Itu dia, pasti mencariku! Update statusku dibacanya!



“Puji...! Sampingmu...!” panggilku teriak lewat HP.



Dia memang penulis, sama sepertiku. Via HP, e-mail, Fb, dan blog, kami dekat dan saling menyemangati. Berulang-ulang kubaca karya besarnya, rasanya sesegar Wates-nya. Tanpa bertemu, kutahu arah pandang kami sama. Sympaty!

Dia hebat mau ke sini. Menoleh! Senyumnya sejuk sampai ujung sendi, mrinding...! Rasa apa namanya?

Malangnya kereta cepat berjalan... Dia mengecil disertai lambaian tangannya...





Oktober, 2010