Betapa JAHATnya orang Baik ituu...

Kupikir saat kubangun, maka duniaku akan pulih kembali seperti halnya masuk angin yang bisa sembuh begitu sudah bangun tidur... namun aku masih saja terus bangun, melihat dan mencerap segala hal, dalam kesiapan maupun ketidaksiapanku, mengulang hari-hari yang membosankan. Dan masih harus bangun lagi untuk melihat kehidupan yang tak bermakna, mendengar suara yang tak nyambung. Seperti halnya kebudayaan yang kamu lakukan hari ini yang mengulang-ulang perilaku orang masa silam, mengulang menjadi korban.
Sebabnya, setiap orang termasuk aku dan kekasihku sama-sama mendiami dunia ilusi. Masing-masing kami dibentuk kemudian dibohongi oleh lingkungan di sekitar kami. Disusupi kata-kata secara halus dan kontinu hingga menempel menjadi kerak di hati.Jiwaku yang luas, haus akan kebenaran dan kabar orang lain, namun egoku yang sempit membawa lari hatiku... Sehingga relasi yang terjadi, hanyalah iri dan menghina! Iri jika orang lain lebih hebat dariku, serta merendahkan orang lain jika mereka tak berdaya. Mempermainkan dan terkadang dipermainkan, itulah aksi yang terjadi.. Tidak saling mempercayai. Tidak ada upaya untuk saling mengerti dan memahami. Lantas kapan kita bisa bertemu dan bertautan? Aku sendiri tak tahu entah kenapa setiap bertemu, bukan maksudku berwajah masam, hanya saja aku benci kepura-puraan.
Para pemain ilusi itu ialah Tuhan dan Setan sambil saling bertaruh memperebutkan benda mainannya. Juga menjadi bagian dari ilusi tersebut. Menurunkan para kapitalis yang bersembunyi di balik kekuasaan Negara yang menindas kebebasan bangsa kita, termasuk konstruksi sosial politik. Mereka memancing-mancing supaya hasrat kehewanan kita keluar semua. Melahirkan masyarakat yang monoton (sama semua) dan sakit, dalam ketidakberdayaannya. Yang lemahpun jika berkuasa hanya akan menjadi Para Penindas Baru! Tak salah jika para manusia lantas tiru-tiru bertarung dan bertaruh penuh hasrat dan kepentingan. Di mana-mana aku mencium berbagai kepentingan individu yang memaksakan kekuasaannya pada orang banyak. Lantas kapankah bisa merasakan kehidupan yang Sejati?
Kabar dunia hari ini, masih terkotak-kotakkan oleh dia yang baik, dia yang jahat. Dan tarik-menariknya begitu kuat kurasakan, mulai dari pikiran, omongan yang keluar, gosip, tingkah laku, blok dan sekterian, psikologis dan keluarannya seperti halnya baju yang dikenakan... ideologis dan gerakan... ini sebenarnya bermula dari kelainan-psikhologis yang lucu: orang baik "menuduh" orang yang tak sesuai dengan isi kepalanya sebagai... orang jahat. Sementara itu, orang yang dicap jahat, kemudian memarginalisasi dirinya dan mencitra sebagai orang jahat beneran! Maka betapa jahatnya orang baik itu?! Dan betapa sempitnya jiwa dan pikiran mereka! Selain itu, juga pengaruh sinetron-sinetron dan pendidikan sejak kecilnya...
Orang yang suka mengkafirkan itu, tidak lain adalah gangguan psikologis! Karena dia hanya menginginkan orang lain sama dengan yang ia inginkan. Padahal orang lain itu punya kehendaknya sendiri yang merdeka. Dan realitanya, di dunia ini beragam pemikiran, tak cuma satu wacana saja. Orang seperti itu menolak segala bentuk keragaman padahal pluralitas itu Ada, real, dan mutlak! Gilalah dia!
Orang baik sebenarnya dia iri karena tidak bisa berbuat jahat, dan lemah tak berdaya. Sementara, orang jahat itu sebenarnya tidak ada! Itu hanya ilusi pikiran dari ketakutan-ketakutan yang diwaris-wariskan! Yang ada hanyalah: orang bodoh! Misalnya, pernahkan Anda melihat orang (brandal) di terminal baca buku? Kalau rajin membaca, pasti hidupnya tidak sebodoh itu. Dan orang bodoh biasanya pikirannya sangat sempit dan cupet! Maka sorot matanya tak ada kehidupan, tak ada nilai estetisnya. Yang ada hanyalah kebencian dari jiwa yang sempit dan pengap. Kasihan sekali hidupnya. Jiwanya tak kunjung bahagia, karena belum memulai jalannya... Maka, jahat sekali masyarakat yang suka menjustifikasi dan menyebabkan mereka memarjinaliasi menjadi sesosok yang tak diharapkan, sampah masyarakat? Huh! Maka hati-hati saja jika ketakutan-ketakutanmu menjadi kenyataan. Ini semua terjadi berangkat dari kecurigaan yang berlebihan. Maka aku berpesan supaya tetap mencintai manusia seluruhnya, tanpa membeda-bedakan. Jangan benci orang jahat itu, tapi bencilah kejahatannya. Seseorang yang berbuat jahat itu karena dia belum tahu. Namun jika dia sudah tahu sampai pengetahuan yang terdalam, pasti dia akan berbuat kebaikan...
Kasihan juga orang-orang gila di desa karena mereka di"cap" gila dan dikucilkan! Hanya karena kepribadian dan pemikirannya yang 'berbeda'... Aku maklum jiwa yang suci akan stress melihat dunia yang ternyata rusak. Dan sebenarnya akupun selalu iri pada mereka karena hidupnya yang Merdeka dan bebas mau ngapain saja!
Akulah dinamit, akulah nabi penyebar Kehancuran dari zaman yang sudah hancur, akulah kelahiran yang tak diharapkan! Aku datang hanya untuk menggelisahkan. Supaya orang atau manusia, bangun dari kematian hidup mereka! Aku datang untuk menyebrangkan dari kehidupan yang tak dihehendaki ini! Aku datang untuk menghancurkan Kehancuran, menyembuhkan sakit dan penderitaan, mengangkat ruh manusia yang aku cintai. Namun sebelumnya kita harus sepakat sama-sama frustasi dan menderita! Mengamini Penderitaan Manusia!
Jika memang hidup ini penting, maka harusnya setiap hari tidak dibuang percuma/ untuk menuruti pesanan dari struktur-struktur yang membelenggu di sekitar kita. Jika memang hidup ini penting, maka harusnya setiap kegiatan, setiap gerak adalah hal yang sakral! Kerja, kerja adalah daya hidup yang sangat suci dan murni dari penyaluran energi manusia yang ada, ibadahnya manusia merdeka agar dia menjadi dirinya sendiri seutuhnya. Makan, makan adalah dasar hidup manusia sendiri. Jika berlebihan, dia akan kehilangan kemanusiaannya sendiri. Jika memang hidup ini penting, maka hendaknya ada waktu di mana kita bisa saling bicara, bicara dengan Bahasa yang Sejati, seperti bunga yang rekah dari dalam hati, seperti senyum kala fajar dini hari. Setiap manusia saling mengerti dan memahami, sayang menyayangi. Karena setiap orang adalah Satu. Hanya saja, konsep orang lain adalah badan dari dirinya sendiri yang terpisah sehingga bisa amat-mengamati dirinya sendiri...
Kini dunia sudah penuh! Berjubel-jubel manusia di sini. Dengan berbagai kebutuhan dan alat-alat kebudayaan zaman terkini. Di jalanan banyak sekali baliho-baliho dengan berbagai varian-desain ilusi psikologis berusaha memangsa orang supaya masuk dan terus me"monopoli" dan memperbudak rakyat, tapi toh rakyat mau-mau saja. Seiring kemjuan zaman, teknologi juga semakin maju. Apakah manusia mampu mengendalikannya atau peradaban manusia kiamat karenanya? Para manusia sedang digiring ke suatu tempat yang entah! Ke neraka yang tak pernah dikehendaki, tapi tak sadar terus saja dikejar. Dunia tidak membutuhkan orang sepertiku, akupun tak membutuhkan dunia! Sementara aku masih percaya pada jalan kesucian dan  keluhuran...

Tenggelamkan aku, benamkan aku...
ijinkan aku masuk...

Nb: silahkan beri masukan, kritik, pendapat/ adu argument. Inbox juga boleh.

Posting Komentar

0 Komentar