Menjadi Manusia Hebat di Era Modern


Modern jaman cepat saji, ndak mikir belakang-belakangnya, resiko depannya apalagi estetisnya. manusia begitu nglangut karena begitu jauh terpisah dari alam, bumi yang mengandungnya. sehingga banyak yang dilakukan, pun kemajuan yang dicapai serba suloyo karena tidak taat cosmologi. grusa-grusu mengejar sesuatu yang 'apa tuh....?

jaman edan wong tuwo rabi perawan...
sing ra edan ora keduman, yen tan melu amenangi. bisone mung ndlewer nangis... oh begja-begjane wong lali, luwih begja wong kang tansah eling lan waspada...
 

segala pemikiran macam-macam dimakan dg nepsu bringas tanpa kritis diri sehingga menjadi kesadaran palsu yang omong ndlowooorrr seperti robot abut..
 

apakah mau jadi superman? maukah kamu seperti Nietche?
:masih bisa tersenyum di saat yang lain mbrukut. tansah bangkit saat yang lain glimpangan... dan sllu jadi harapan zaman saat spirit kehendak manusia mati... bagus.
 

namun ya itu, seperti maqomnya Schopenhouer bahwa ketika hijab selubung Maya sudah disibak, ternyata yang kamu lihat bukanlah sorga, bidadari yang canteekkk ataupun Alloh, tapi adalah setan yang beraneka rupa wujudnya di problem kemanusiaan seperti budi yang sakit menjadikan wajah dan logika muram durja, melihat kemiskinan, kelaparan hingga ajal mendatangi gubuk-gubuk reot, kesengsaraan hidup... pengangguran, coruption, apolitis, amoral, apatis, ahistoris.......,,,
 

kesadaran ini diteruskan oleh Albert Camus dalam mengorek-orek lumut kebebasan yang anomaliiiiiee.
ketika hidupmu hambar sahabatku, ayoh saatnya memaknai hidupmu! nyatakan mimpi-mimpimu...
kamu ada karena memang kamu berguna, untuk perbaikan dan tata. maka bangunkanlah dirimu, lalu bangunkan negara! (puisiqu)
 

Camus realiasme universal daripada G Lukacs yang material daripada sartre yang statis, tpi setidaknya humanis.
segala perilaku kita dipertanggungjawabkan pada diri sendiri secara penuh atas pengaruh yang dibuat, juga perlu komit-sosial.
 

Teman saya menanyai 'insan kamil', belum dijawab tapi sudah cekikikan duluan untuk konteks kekinian...
 

padahal biasanya disaat zaman sudah keras begini, Budha, Muhammad, Socrates, Yesus, Kahlil si 

Bidah itu sedang proses pembuatan/kawin/mumet yang sakral lewat anak-anak Alloh yang baru...
saling berkomunikasi lintas zaman wa makan, selamat datang dan selamat malam.
trims.

Posting Komentar

0 Komentar